Selasa, 29 Januari 2008

NASIB ANAK KOS

Pernahkah engkau merasakan
Hidup di perantauan
Menuntut ilmu untuk mencapai tujuan
Hidup jauh dari kedua orangtua
Hidup prihatin demi masa depan
Tak kenal lelah mengikuti mata kuliah
Rajin belajar agar hidup tidak susah
Aku makan tiap hari
Kadang hanya makan mie
Gimana nggak kurang gizi
Transfer datang tak pasti
Ibu kost tak mau ngerti
Nagih sewa bulan ini
Uh.. hidup sangat sedih

Romantisme Soe Hok Gie

Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekah
Ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza
Tapi, aku ingin habiskan waktuku di sisimu, sayangku
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
Atau tentang bunga-bunga yangmanis di lembah Mendalawangi
Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang
Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
Tapi aku ingin mati di sisimu, manisku
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu
Mari sini, sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa,kita takkan pernah kehilangan apa-apa

Tresno jalaran kulino

Coba simak pepatah Jawa yang cukup sederhana ini.

“Tresno jalaran kulino.”

Jatuh cinta karena terbiasa. Itulah pemaknaannya. Memang tak bisa dipungkiri bahwa bila dua insan selalu meluangkan waktu bersama lama-lama bisa tercipta rasa suka. Boleh jadi berlanjut hingga ada cinta. Wajar.

Alasannya, ada rasa nyaman dan batasan yang makin memudar. Berbicara nyambung, kemana-mana saling menemani dan bertukar-sapa tanpa ada rikuh dan segan.

Pertanyaannya, apakah cinta yang dirajut tanpa rasa dag-dig-dug dengan gelora yang menggejolak bisa disebut jatuh cinta? Tentu saja, bukankah cinta yang tumbuh pelan-pelan masih bisa disebut jatuh cinta juga. Hanya prosesnya lebih lama. Toh, rasa itu terus berkembang seraya waktu. Ada yang bilang, ‘mulanya sih konco tapi lalu jadi kunci’. Bermula dari pertemanan.

Rasa suka dan cinta memang tak bisa dipungkiri. Sekali bibit itu tumbuh maka terus berkembang. Ah, indahnya… Jadi, harus terus dipupuk, diberi air dan dirawat. Suatu saat nanti, cepat atau lambat, akan muncul bunga dan buahnya.

Pernahkah Anda mengalami hal seperti itu?

The Real Love???

Hmmm………..siapapun ga akan ada yang tau perasaan aku ke dia….jatuh cinta memang egois. ga mau tahu apa realitas yang ada. Ia ga tahu kalo kamu lebih muda dari aku, ia juga ga tahu kalo di hatimu telah diisi orang lain jauh sebelum aku mampu menatap mu.ahgr!! terlalu banyak beda antara aku dengan mu, menyedihkan memang,,,,

Namun, Saat mataku bertatapan dengan mu semua perbedaan itu mengerut sedikit demi sedikit dan mengubah diri menjadi padang edensor yang indah tempat nabi adam melakukan dosanya. Andai kau tau, ada yang mencintai kamu sedalam ini.

Egois kau hai “jatuh cinta .aku ingin mengumpatmu sekejam mungkin. Karena kau yang menyebabkanku sering bahagia sendiri, hampir seperti orang gila tingkat tinggi. Setelah itu menjalar sedikit demi sedikit timbul pertanyaan besar apa ini berdosa? Agamaku sangat memelihara ummatnya. Bahkan tertawa terbahak pun satu hal yang nista dan harus dihindari ummatnya. Apalagi mencuri-curi ”berjatuh cinta” pada yang jelas bukan hak ku.

Aku jatuh cinta…………aku juga bukan orang yang munafik yang tak mau mengungkapkan ini karena takut dianggap tidak suci oleh manusia yang lain. Tapi satu hal yang pasti aku Cuma takut ini tidak sesuai dengan ajaran agama yang dari kecil tertanam…..

Padang edensor itu membayangi setiap pandanganku. Kamu jadi begitu indah. Semua orang tahu pasti kalau orang saat sedang jatuh cinta kita berubah menjadi orang yang tidak objektif. Panca indera kita jadi tidak berfungsi. Yang bicara adalah hati.Setelah terpuruk selama beberapa tahun, kini rasa itu hadir kembali. Ku bahagia, sangat bahagia……..aku tidak peduli sama sekali akan realitas yang ada. Biarkan aku terbang dulu wahai kawan bersama padang edensor itu, biarkan tuhan mempermainkanku lewat kamu. Membawa asaku mengepakan sayap bersama bayangan mu………………………………………………………………….

Bunga yng berguguran ini biar jadi saksi, aku pernah menjadi bagian edensor yang hanya tumbuh dikepala orang-orang jauh cinta. Indah kawan………..semuanya terlihat begitu indah, laptop ini mendadak terlihat lebih cantik, rambutku yang terurai terlihat lebih indah, keyboard ini juga terlihat seperti selalu tersenyum padaku. Oohh…Indahnya cinta, dan Kamu penyebab semua ini.

Selanjutnya yang kuperbuat adalah bermunafik, menyangkal setiap tuduhan yang tertuju padaku tentang Kamu. Karena aku begitu pengecut…..entahlah. tapi saat aku mengatakan tidak, terlihat riak kecewa dari wajah kamu. Wajah yang menerbangkanku ke padang edensor……oh, kamu terlalu indah untuk itu. Maafkan aku, karena ku terlalu takut…pangeranku.biar ini terukir indah bagai prasasti agung jauh di lubuk hati kita. Cinta itu biarlah hanya kita yang rasakan, matamu menuntut aku untuk jujur….tapi aku tak bisa yang ku bisa hanya menyusun bait-bait ini.sebagai bukti sejarah kita pernah pergi ke padang edensor bersama-sama tanpa kemunafikan dunia.

Indah itu hanya kita yang rasakan, aku begitu yakin kau juga merasakan itu, namun seperti halnya aku kamu pun begitu takut! Nanti, suatu saat.....kala orang tak lagi peduli satu sama lain. Ketika edensor itu berwujud nyata aku akan mencarimu, kita akan saling mencari kan?! Kita akan membuat edensor yang paling indah yang tak satupun orang bisa menandinginya. Ku akan membuat taman itu sangat indah dengan bunga-bunga yang benihnya telah aku tabung dari sekarang. Kamu mau kan?

Aku tak peduli apa jawabanmu. Lagi-lagi aku jadi orang yang sangat egois………..

SELAMAT TINGGAL, semoga kelak kita bertemu disana…..tanpa ketakutan kita dengan benih-benih cinta yang kita tabung dari sekarang…demi hiasan edensor kita yang paling indah…….

Ku akan mencarimu…….

Rabu, 03 Oktober 2007

BELAJAR (DARI) SEJARAH ?

Pelajaran sejarah bukan sesuatu yang aneh bagi bangsa ini. sejak bangku sekolah dasar, anak-anak bangsa sudah dikenalkan subjek ini. Masalahnya, selama ini mereka hanya sebatas "belajar sejarah" belum sampai pada tahap "belajar dari sejarah". Padahal filosofi subjek sejarah ini adalah agar manusia pada masa sekarang mengetahui kejadian pada masa lampau, termasuk penyebab dan akibatnya, kemudian bagaimana agar kejadian yang dianggap baik bisa ditiru dan kejdian yang dianggap tidak baik bisa dihindari atau dicegah.Bukankah permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa akhir-akhir (bahkan) selama ini sebagian besar bersifat repetitif pada setiap periode yang hampir selalu bisa diprediksi kapan datangnya. Tapi mengapa bangsa ini sepertinya tidak pernah siap dengan segala antisipasi yang tepat. Tindakan yang diambil setiap kali menghadapi permasalahan selalu bersifat reaktif dengan mengharapkan hasil yang instan. Tentu saja hal itu tidak pernah berhasil karena (mungkin) memang bukan keberhasilan itu yang ingin dicapai para decision maker. (Mungkin) mereka hanya mengejar hasil untuk diri pribadi mereka sendiri.Jadi, sudahkah dan perlukah kita BELAJAR DARI SEJARAH ?

Inilah Laskar Pelangi


Sinopsis Laskar Pelangi

Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu—bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu Negeri di akhir jam sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita. Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka, dan temukan diri Anda tertawa, menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Buku ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih meyakini adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia: pendidikan.